Sunday, October 6, 2013

Mengenal Kesyirikan dan Kekufuran

Banyak sekali ayat di dalam al-Quran yang menjelaskan kesyirikan dan kekufuran, serta akibat buruk yang menimpa orang-orang musyrik dan orang-orang kafir. Penjelasan ini merupakan salah satu tujuan agung al-Quran dan as-Sunnah. Allah subhaanahu wa ta’alaberfirman yang artinya: “Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.” (QS. al-An’aam: 55)
Kesyirikan dan kekufuran memiliki kesamaan di satu sisi, dan memiliki perbedaan di sisi yang lain. Dalam rangka mempelajari suatu keburukan untuk menghindar darinya, akan disebutkan beberapa perkara penting berkenaan dengan kesyirikan dan kekufuran sebagai pengetahuan untuk kita dan sebagai kaidah umum untuk menilai segala perbuatan yang kita kerjakan atau yang kita lihat di tengah-tengah masyarakat. 
Pengertian syirik
Syirik menurut bahasa Arab berarti menempatkan dua perkara pada kedudukan yang sama. Adapun menurut syariat, ia berarti menempatkan selain Allah subhaanahu wa ta’ala pada kedudukan Allah subhaanahu wa ta’ala dalam perkara yang merupakan kekhususan Allah subhaanahu wa ta’ala. Dari pengertian ini, syirik terbagi menjadi tiga:
  1. Syirik dalam hal rububiyah Allah subhaanahu wa ta’ala (mencipta, mengatur dan memelihara alam semesta), yaitu memberikan salah satu dari sifat-sifat ini (mencipta, mengatur dan memelihara alam raya) kepada selain Allah subhaanahu wa ta’ala.
  2. Syirik dalam nama dan sifat Allah subhaanahu wa ta’ala, yaitu memberikan nama atau sifat yang hanya dimiliki oleh Allahsubhaanahu wa ta’ala kepada selain-Nya.
  3. Syirik dalam hal uluhiyah Allah subhaanahu wa ta’ala (hak untuk disembah), yaitu memberikan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah subhaanahu wa ta’ala. 
Klasifikasi syirik dan contohnya
Syirik terbagi menjadi dua: syirik akbar (besar) dan syirik ashghar (kecil).
  1. Syirik akbar adalah perbuatan syirik yang mengeluarkan pelakunya dari Islam. Jika ia mati dalam keadaan belum bertaubat, ia akan kekal di neraka. Contohnya, meyakini bahwa Nyi Roro Kidul adalah pengatur laut selatan, kemudian menyembelih kurban untuknya dan yang semisal dengan itu.
  2. Syirik ashghar adalah segala perbuatan yang disebut syirik oleh syariat namun tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam. Contohnya, riya; beribadah dengan niat untuk dilihat orang, bersumpah dengan selain Allah dan mengatakan “seandainya tidak karena Allah dan engkau” dan ucapan-ucapan lain yang semisal dengan ini.      
Perbedaan antara syirik akbar dan syirik ashghar
  1. Orang yang melakukan syirik besar tidak akan diampuni dosanya oleh Allah subhaanahu wa ta’ala kecuali jika ia bertaubat dari kesyirikan tersebut. Adapun orang yang melakukan syirik kecil, ia berada di bawah kehendak Allah subhaanahu wa ta’ala. Jika Allahsubhaanahu wa ta’ala menghendaki, dia akan diampuni walaupun belum bertaubat. Dan jika Allah subhaanahu wa ta’alamenghendaki, dia tidak akan diampuni.
  2. Syirik akbar menggugurkan seluruh amal shalih. Sedangkan syirik ashghar hanya menggugurkan amal shalih yang berrcampur dengannya saja.
  3. Syirik akbar mengeluarkan pelakunya dari Islam. Sedangkan syirik ashghar tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam.
  4. Syirik akbar menyebabkan pelakunya kekal di neraka. Sedangkan syirik kecil tidak menyebabkan pelakunya kekal di neraka, sebagaimana dosa-dosa yang lain.
 Pengertian Kufur
Kufur menurut bahasa Arab berarti penutup dan penghalang. Adapun menurut istilah, ia adalah lawan dari iman, yaitu tidak beriman kepada Allah subhaanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.
Klasifikasi kufur dan contohnya
Kufur terbagi menjadi dua: kufur akbar dan kufur ashghar
  1. Kufur akbar adalah kekufuran yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Kufur akbar terbagi menjadi beberapa jenis:
v  Kufur dalam bentuk mendustakan, yaitu memiliki keyakinan bahwa ajaran yang dibawa para rasul adalah dusta. Misalnya meyakini bahwa keberadaan Allah subhaanahu wa ta’ala adalah suatu kedustaan dan meyakini bahwa poligami bukan ajaran Allah subhaanahu wa ta’ala.
v  Kufur dalam bentuk penolakan dan menyombongkan diri, yaitu mengetahui bahwa ajaran yang dibawa oleh para rasul adalah ajaran Allah namun menolak ajaran tersebut karena merasa angkuh dan sombong untuk tunduk kepadanya. Seperti keadaan Iblis la’natullah ‘alaih yang menolak perintah Allah subhaanahu wa ta’ala untuk bersujud kepada Adam karena kesombongannya.
v  Kufur dalam bentuk meragukan, yaitu meragukan kebenaran ajaran yang dibawa oleh para rasul. Seperti meragukan kejadian hari kiamat.
v  Kufur dalam bentuk berpaling, yaitu sama sekali tidak mempedulikan ajaran para rasul.
v  Kufur dalam bentuk kemunafikan, yaitu kekufuran yang disimpan di dalam hati seraya menampakan diri sebagai orang beriman. Seperti seorang yang dalam hatinya mendustakan seluruh atau sebagian ajaran Rasulullah shallallahu alaih wasallam, membenci ajaran tersebut, membenci beliau, terus-menerus berusaha merendahkan agama Islam atau tidak senang jika Islam menang.
  1. Kufur ashghar adalah dosa yang dikatakan sebagai kekafiran oleh syariat namun tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam. Kufur ashghar disebut juga dengan kufur ‘amali. Contohnya, membunuh seorang muslim dan bersumpah dengan selain Allahsubhaanahu wa ta’ala.
 Perbedaan antara kufur akbar dan kufur ashghar
  1. Kufur akbar mengeluarkan pelakunya dari Islam dan menggugurkan amal shalih. Sedangkan kufur ashghar tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam dan tidak menggugurkan amal, namun menguranginya sesuai dengan perbuatan kufurnya tersebut.
  2. Kufur akbar menyababkan pelakunya kekal di neraka. Sedangkan kufur ashghar, seandainya pelakunya masuk neraka, ia tidak kekal di dalamnya. Bahkan bisa jadi Allah subhaanahu wa ta’ala mengampuni pelakunya sehingga tidak masuk neraka sama sekali.
  3. Kufur akbar meyebabkan harta dan darah pelakunya boleh dirampas atau ditumpahkan. Sedangkan kufur ashghar tidak menyebabkan harta dan darah pelakunya boleh dirampas atau ditumpahkan.
  4. Kufur akbar menjadi sebab permusuhan yang murni antara pelakunya dengan orang-orang beriman. Seorang yang beriman tidak boleh bersikap loyal kepada pelaku kufur akbar walaupun dia adalah karib kerabatnya. Adapun kufur ashghar tidak secara mutlak menghalangi seorang mukmin untuk bersikap loyal kepada pelakunya. Pelaku kufur ashghar dicintai sesuai dengan kadar keimanannya, dan dibenci sesuai dengan kadar kemaksiatannya.
 Sumber: Kitab Tauhid Syaikh DR. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Ushul Iman fii Dhauil Kitab wa Sunnah, Nukhbatun minal Ulama.