Wednesday, October 23, 2013

Kedudukan Iman Kepada Malaikat

Beriman kepada Malaikat adalah salah satu rukun iman yang enam. Maka iman seseorang tidak akan terwujud tanpa keimanan kepada malaikat. Sungguh, hal ini telah ditegaskan oleh Allah secara gamblang di dalam kitab-Nya, dan diberitakan oleh Nabi shallallahu alaih wa sallam dalam sunnahnya. Allah ta’ala berfirman, “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.” (al-Baqarah: 285)
Di dalam ayat ini Allah ta’ala memberitahukan bahwa beriman kepada malaikat dan rukun-rukun iman yang lain termasuk perkara yang Allah ta’ala turunkan dan wajibkan atas para rasul-Nya. Dan mereka semua mengimaninya.
Pada ayat yang lain Allah ta’ala berfirman, “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (al-Baqarah: 177)
Di sini Allah ta’ala menjadikan keimanan kepada beberapa perkara sebagai bukti kebaikan. Sebab perkara-perkara yang disebutkan di sini adalah pokok-pokok amal shalih dan rukun-rukun iman yang darinya berasal cabang-cabang iman yang lain.
Kebalikan dari itu, Allah ta’ala mengabarkan bahwa orang yang mengingkari rukun-rukun iman ini berarti telah kafir kepada-Nya. Allah ta’ala berfirman, “Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan Hari Kkemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (an-Nisa: 136)
Dalam ayat ini Allah ta’ala menyematkan kekufuran kepada orang yang mengingkari rukun-rukun iman tadi dan menyifatinya sebagai orang yang jauh menyimpang dalam kesesatan. Semua ini menunjukkan bahwa beriman kepada malaikat adalah salah satu rukun iman yang sangat agung. Sikap mengingkarinya akan mengeluarkan seseorang dari Islam.

Tata Cara Beriman Kepada Malaikat
Ada beberapa perkara yang harus direalisasikan oleh seorang hamba berkenaan dengan keimanan kepada malaikat:
  1. Meyakini dan membenarkan keberadaan Malaikat sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh al-Quran dan as-Sunnah.
  2. Beriman bahwa jumlah malaikat banyak sekali dan tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allahta’ala. Allah ta’ala berfirman: “Tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu melainkan Dia sendiri.”(al-Muddatsir: 31) Tentara-tentara Allah ta’ala yang dimaksud adalah para malaikat.
  3. Meyakini tingginya kedudukan, keutamaan dan kemuliaan malaikat di sisi Allah ta’ala. Allah ta’alaberfirman, “Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (al-Anbiya: 26-27)
“Di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti. (‘Abasa 15-16)
“Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Rabbmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.”(Fushilat 38)
“Dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang bathil) dengan sejelas-jelasnya, dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu.” (al-Mursala:t 4-5)
  1. Meyakini perbedaan kedudukan dan keutamaan para malaikat di sisi Allah ta’ala. Allah ta’alaberfirman, “Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (al-Hajj: 75)
  2. Mencintai dan tidak memusuhi malaikat. Allah ta’ala mengabarkan bahwa malaikat merupakan pembela rasul-Nya dan orang-orang beriman. Allah ta’ala berfirman, “Maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.” (at-Tahrim: 4)
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Fushilat: 30)
Maka orang-orang yang beriman wajib mencintai malaikat karena malaikat adalah penolong dan pembela serta yang selalu memohonkan ampun untuk mereka. Pada ayat yang lain Allah ta’alamemberikan peringatan tentang perbuatan memusuhi malaikat.
Allah ta’ala berfirman, “Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (al-Baqarah: 98)
Di dalam ayat ini Allah mengabarkan bahwa memusuhi malaikat akan menyebabkan kemurkaan Allah. Sebab Malaikat tidak melakukan apapun kecuali berdasarkan perintah dan hukum Allah subhaanhau wa ta’ala. Memusuhi malaikat berarti memusuhi Rabb mereka.
  1. Meyakini bahwa malaikat hanyalah salah satu dari sekian banyak makhluk ciptaan Allah ta’ala yang tidak bisa mencipta, mengatur dan menguasai segala perkara. Malaikat adalah salah satu tentara Allah ta’ala yang mengerjakan perintah-Nya. Allah ta’ala berfirman: “Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?” (al-Imraan: 80)
  2. Mengimani dengan rinci malaikat-malaikat yang disebutkan nama, sifat atau tugasnya secara khusus di dalam al-Quran dan as-Sunnah. Malaikat yang disebutkan namanya seperti Malaikat Jibril. Malaikat yang disebutkan sifatnya, seperti malaikat raqiib (yang mengawasi). dan yang disebutkan tugasnya, seperti malaikat penjaga gunung. Mengimani nama, sifat atau tugas-tugas malaikat sesuai dengan yang disebutkan di dalam al-Quran dan as-Sunnah adalah suatu kewajiban.
Tugas-tugas Malaikat
Malaikat adalah salah satu tentara Allah subhaanahu wa ta’ala. Kepada mereka disandarkan sekian banyak amal mulia dan tugas-tugas besar. Allah memberi mereka kekuatan untuk bisa menunaikan tugas-tugas itu dengan sempurna. Sesuai dengan tugasnya, malaikat terbagi menjadi beberapa jenis:
  1. Malaikat yang diberi tugas menyampaikan wahyu kepada para utusan Allah ta’ala, yaitu Malaikat Jibril ‘alaihis salaam. Allah ta’ala berfirman, “Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” (asy-Syu’araa: 193-195)
  2. Malaikat yang diberi tugas mengurusi hujan dan tetumbuhan, yaitu Malaikat Mikail ‘alaihis salaam. Allah ta’ala berfirman tentangnya, “Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (al-Baqarah: 98)
  3. Malaikat yang diberi tugas meniup sangkakala, yaitu Malaikat Israfil ‘alaihis salaam. Sangkakala adalah terompet yang akan ditiup pada hari kiamat. Allah ta’ala berfirman: “Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (an-Naml: 87)
  4. Malaikat yang diberi tugas mencabut nyawa, yaitu Malaikat Maut. Allah ta’ala berfirman:“Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Rabbmulah kamu akan dikembalikan.” (as-Sajdah: 11)
Malaikat Maut memiliki beberapa malaikat pembantu yang akan mendatangi manusia sesuai dengan amal mereka. Jika yang didatangi adalah orang baik maka mereka datang dengan sebaik-baik keadaan, dan jika yang didatangi adalah orang jahat, maka mereka datang dengan seburuk-buruk keadaan.
Allah ta’ala berfirman: “Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami.” (al-An’aam: 61)
  1. Malaikat yang diberi tugas menjaga gunung, yaitu malaikat penjaga gunung. Tentang malaikat penjaga gunung, di antara riwayat yang menyebutkannya adalah hadits tentang perginya Nabishallallahu alaih wa sallam untuk mendakwahi penduduk Thaif dan penolakan mereka terhadap dakwah beliau pada masa awal pengutusan beliau.
Dalam riwayat itu disebutkan bahwa Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda: “Tiba-tiba aku dinaungi awan, dan setelah aku lihat ternyata ia adalah Malaikat Jibril. Kemudian dia memanggilku seraya berkata: “Sesungguhnya Allah mendengar ucapan dan balasan kaummu kepadamu. Dan Allah mengutus malaikat penjaga gunung untuk melaksanakan apapun yang kau perintahkan berkenaan dengan mereka.
Lalu Malaikat penjaga gunung itu memanggil dan megucapkan salam kepadaku, kemudian berkata: “Hai Muhammad, jika kau ingin aku menimpakan dua gunung akhbasy atas mereka, niscaya aku akan melakukannya.” Maka Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda: “Aku berharap Allah mengeluarkan dari anak keturunan mereka orang-orang yang hanya menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.” (HR. Bukhari no. 3231, Muslim no. 1795)
  1. Malaikat yang diberi tugas mengurusi rahim, sesuai dengan hadits dari Anas bin Malik radhiallahu anhu. Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala menugaskan satu malaikat yang selalu berkata: “Wahai Rabbku, nuthfah. Wahai Rabbku, segumpal darah. Wahai Rabbku, segumpal daging.” Apabila ingin menyelesaikan penciptaannya, malaikat itu bertanya: Laki-laki atau perempuan? Orang yang celaka atau bahagia? Bagaimana rejeki dan ajalnya? Kemudian ditetapkanlah semua itu pada saat janin ada di perut  ibunya.” (HR. Bukhari 318, Muslim 2646)
  2. Malaikat yang diberi tugas memanggul ‘Arsy. Mereka adalah Hamalatul ‘Arsy (para pemikul ‘Arsy). Allah ta’ala berfirman: “Malaikat-malaikat yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman.” (Ghafir 7) “Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.” (al-Haaqqah: 17)
Demikianlah beberapa tugas malaikat yang disebutkan di dalam al-Quran dan as-Sunnah. Masih banyak lagi tugas-tugas malaikat lainnya yang tidak mungkin disebutkan seluruhnya di sini.
 Buah Keimanan Kepada Malaikat
Keimanan kepada malaikat akan membuahkan beberapa perkara agung dalam diri seorang mukmin. Di antaranya adalah sebagai berikut:
  1. Ilmu tentang betapa agung dan maha kuasanya Allah subhaanahu wa ta’ala yang telah menciptakan Malaikat.
  2. Bersyukur kepada Allah ta’ala atas kelembutan dan perhatian-Nya, karena telah menugaskan di antara malaikat itu penjaga dan penulis catatan amal mereka dan keperluan-keperluan hamba yang lain sehingga tercapai dengannya kemaslahatan mereka di dunia dan akhirat.
  3. Kecintaan kepada para malaikat karena totalitas peribadatan mereka kepada Allah ta’ala dan  pertolongan serta istighfar mereka untuk orang-orang yang beriman.
 (Sumber: Ushul Iman Fii Dhau al-Kitab wa as-Sunnah, Nukhbatun min al-Ulama)
(Buletin Dakwah Jumat AS-SUNNAH Ed.41)