Dalam hadits riwayat Tirmidzi disebutkan, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ رَآنِى فَإِنِّى أَنَا هُوَ فَإِنَّهُ لَيْسَ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَتَمَثَّلَ بِى
“Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi, maka itu benar aku karena setan tidak mungkin menyerupaiku.” (HR. Tirmidzi no. 2280. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ رَآنِى فِى الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِى فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَمَثَّلُ بِى
“Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia benar telah melihatku karena setan tidak mungkin menyerupai diriku.” (HR. Muslim no. 2266).
Dari Jabir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ رَآنِى فِى النَّوْمِ فَقَدْ رَآنِى إِنَّهُ لاَ يَنْبَغِى لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَتَمَثَّلَ فِى صُورَتِى
“Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi, maka ia berarti benar telah melihatku karena setan tidak pantas menyerupai rupaku.” (HR. Muslim no. 2268).
Syaikh ‘Umar bin Sulaiman Al Asyqor berkata bahwa setan tidak mampu menyerupai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengaku-ngaku bahwa dia adalah Rasul. Inilah yang dipahami oleh Ibnu Sirrin sebagaimana dinukilkan oleh Imam Bukhari.
Namun hadits ini bukan berarti setiap orang yang mengaku melihat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu benar. Karena ia harus buktikan bagaimanakah ciri-ciri fisik Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ternyata banyak yang mengaku, akan tetapi bentuk rupa yang digambarkan jauh berbeda. Wallahul musta’an.
Referensi:
‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.