Ketika orang kafir itu mengklaim bahwa Al Quran itu adalah buatan setan, Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا تَنَزَّلَتْ بِهِ الشَّيَاطِينُ وَمَا يَنْبَغِي لَهُمْ وَمَا يَسْتَطِيعُونَ إِنَّهُمْ عَنِ السَّمْعِ لَمَعْزُولُونَ
“Dan Al Quran itu bukanlah dibawa turun oleh syaitan- syaitan. Dan tidaklah patut mereka membawa turun Al Quran itu, dan merekapun tidak akan kuasa. Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan daripada mendengar Al Quran itu. ” (QS. Asy Syu’araa: 210-212)
Allah menantang manusia dan jin untuk membuat yang semisal Al Qur’an.
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآَنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
“Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (QS. Al Israa’: 88)
Maksudnya, setan dan makluk lainnya tidak bisa mendatangkan mukjizat semisal Al Qur’an. Ini berarti kalamullah yaitu Al Qur’an tidaklah sama dengan perkataan manusia. Jika demikian sifat Allah lainnya pun tidak sama dengan sifat makhluk. (Lihat Taisirul Karimir Rahmaan, hal. 466).
Referensi Utama:
‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.