Di antara kemampuan yang diberikan pada jin atau setan adalah setan dapat berubah bentuk menjadi manusia. Berikut di antara buktinya.
Setan Menyamar Menjadi Suraqah bin Malik
Setan milik orang musyrik pada saat perang Badr pernah datang dalam bentuk Suraqah bin Malik. Kaum musyrikin pun dijanjikan kemenangan olehnya. Lantas turun firman Allah,
وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ
“Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: “Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu.” (QS. Al Anfaal: 48).
Namun ketika dua pasukan berhadapan dan datang pula pertolongan malaikat dari langit, setan tersebut pun lari,
فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ
“Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah.” (QS. Al Anfaal: 48).
Ibnu Katsir berkata, “Setan datang dalam wujud Suraqah bin Malik bin Ja’syam, pembesar Bani Madlaj”. Setelah itu Ibnu Katsir menyebutkan beberapa riwayat yang menyebutkan hal ini di antaranya diriwayatkan oleh Ath Thobari dengan sanad tsabit (shahih) dari jalur ‘Ali. Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4: 216-217.
Kisah Setan dan Sahabat Abu Hurairah
Ketika Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ditugaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga makanan zakat, malam harinya ada jin yang berubah wujud jadi orang remaja dan mencuri. Ketika ditangkap dan hendak dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berusaha memelas dan berjanji tidak akan kembali. Tapi dia dusta, dia tetap kembali, hingga terjadi selama 3 malam. Di malam ketiga, Abu Hurairah tidak memberi ampun dan akan dilaporkan kepada Rasulullah. Setelah diajari bacaan ayat kursi, Abu Hurairah melepaskannya. Pagi harinya, kejadian ini beliau sampaikan kepada Rasulullah, lalu beliau bersabda,
أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ
“Kali ini dia benar, meskipun aslinya dia pendusta.” (HR. Bukhari no. 2311).
Dua kisah di atas menunjukkan bahwa setan bisa saja berubah wujud jadi manusia.
Referensi:
- ‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.
- Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnil Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H.