Sunday, August 21, 2016

Kemampuan Jin Mendirikan Gedung yang Tinggi

Ada lagi di antara kemampuan yang Allah berikan pada jin yaitu kemampuan mereka mendirikan gedung atau bangunan yang tinggi bahkan dibuat dengan arsitektur seperti istana.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمِنَ الْجِنِّ مَنْ يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَمَنْ يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ (12) يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ
Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku).” (QS. Saba’: 12-13).
Dari ayat di atas, Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah memberi kemampuan pada jin untuk bekerja di bawah kekuasaan-Nya untuk mendirikan berbagai bangunan dan lainnya. Siapa saja yang enggan taat pada Allah dari para jin, maka mereka akan disiksa dengan siksaan yang pedih.”
Dalam ayat ke-13 disebutkan bahwa para jin membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi (disebut: maharib). Yang dimaksud dengan gedung-gedung di sini adalah bangunan yang bagus sebagai tempat tinggal, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Katsir. Mujahid mengatakan bahwa maharibyang dimaksudkan dalam ayat adalah bangunan yang kualitasnya masih di bawah istana. Adh Dhohak mengatakan bahwa maharib adalah masjid-masjid. Qotadah mengatakan bahwa yang dimaksud maharib adalah masjid dan istana. Ibnu Zaid mengatakan maharib adalah tempat tinggal.
Sedangkan tamatsil yang dimaksud dalam ayat adalah shuwar yaitu patung, sebagaimana dikatakan oleh ‘Athiyah Al ‘Aufi, Adh Dhohak, dan As Sudi. Mujahid mengatakan bahwa patung tersebut terbuat dari tembaga. Sedangkan Qotadah mengatakan bahwa patung tersebut terbuat dari tanah dan kaca.
Referensi:
‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.
Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnil Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H.