Friday, August 19, 2016

Kediaman Jin

Di manakah jin itu bermukim?
Jin itu bermukim di atas bumi sebagaimana kita menetap.  Di antara jin ada yang tinggal di bekas tempat reruntuhan, ada juga yang berdiam di tanah lapang atau padang sahara. Begitu pula di antara mereka ada yang tinggal di tempat-tempat najis seperti kamar mandi, tempat pembuangan kotoran, dan kuburan. Di antaranya kamar mandi dilarang shalat karena di sana terdapat banyak najis, lalu jin senang berdiam di situ . Begitu pula di kuburan, dilarang pula shalat di tempat tersebut karena dapat mengantarkan pada kesyirikan.
Jin banyak pula terdapat di tempat-tempat yang mereka mudah berbuat kerusakan di sana seperti di pasar. Sahabat Salman pernah menasehati sebagian sahabatnya,
لاَ تَكُونَنَّ إِنِ اسْتَطَعْتَ أَوَّلَ مَنْ يَدْخُلُ السُّوقَ وَلاَ آخِرَ مَنْ يَخْرُجُ مِنْهَا فَإِنَّهَا مَعْرَكَةُ الشَّيْطَانِ وَبِهَا يَنْصِبُ رَايَتَهُ
Janganlah kalian menjadikan tempat pertama yang dimasuki adalah pasar, jangan pula tempat terakhir untuk keluar karena pasar adalah markasnya setan dan di sana ia tancapkan benderanya.” (HR. Muslim no. 2451).
Setan pun dapat tinggal di rumah-rumah tempat berdiamnya manusia, terutama setan mudah bermukim di rumah yang tidak disebut nama Allah, dzikir pada Allah dilupakan, serta bacaan Al Qur’an ditinggalkan terutama surat Al Baqarah dan ayat kursi.
Setan akan menyebar di waktu gelap (malam hari). Oleh karena itu sebagaimana terdapat dalam hadits muttafaqun ‘alaih, kita diperintahkan untuk menahan anak-anak kita dari keluar rumah pada waktu tersebut.
Setan pada waktu adzan pun akan lari dan pada waktu Ramadhan akan dibelenggu.
Di antara kegelapan dan waktu matahari muncul, setan sangat suka sekali duduk-duduk ketika itu, sebagaimana hal ini diterangkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan dalam kitab sunan dan lainnya.
Referensi:
‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.