وبعد البعثِ مُحَاسَبُونَ ومجزِيُّونَ بأَعمالِهِمْ. والدليل قوله تعالى : وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاؤُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَىSetelah dibangkitkan mereka akan dihisab dan dibalas sesuai dengan amal perbuatan masing-masing. Dalilnya adalah firman Allah : Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (syurga). [An-Najm : 31]
Perkataan penulis:
Setelah dibangkitkan, mereka akan dihisab dan dibalas sesuai dengan perbuatan masing-masing.
Penulis menyebutkan perkara lain yang ada kaitannya dengan beriman kepada hari akhirat yaitu beriman kepada hisab dan pembalasan.
Yang dimaksud dengan hisab adalah Allah Ta’ala menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya seluruh perbuatan yang telah mereka lakukan di dunia. Peristiwa hari hisab adalah kejadian yang sangat dahsyat, seharusnya setiap muslim selalu membayangkannya. Allah Ta’ala berfirman:
وَأَشْرَقَتِ الْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتَابُ وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاء وَقُضِيَ بَيْنَهُم بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ # وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ
Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan. [Az-Zumar : 69-70]
Cukuplah kita membayangkan bagaimana agungnya hari itu dengan mengetahui bahwa yang bertindak sebagai hakim dan penghisab adalah Hakim Yang Maha Adil, Pencipta langit dan bumi yang berlapis-lapis.
Apakah hisab hanya berlaku bagi orang-orang mukmin saja sementara orang kafir tidak perlu dihisab?
Pendapat yang kuat ialah bahwa hisab berlaku untuk umum, baik muslim maupun kafir. Apa faedah dihisabnya orang kafir ? Padahal telah jelas tempat mereka di neraka dan semua kebaikannya tidak bermanfaat sama sekali jika dibandingkan dengan dosa mereka yang terbesar yaitu kekafiran.
Aku katakan: “Dihisabnya orang kafir mengandung beberapa faedah dan hikmah yang agung. Di antaranya:
- Pertama: Untuk menegakkan hujjah atas orang kafir serta menunjukkan keadilan Allah
- Kedua: Mereka dihisab sebagai celaan dan cemoohan atas mereka.
- Ketiga: Menurut pendapat yang kuat, orang kafir juga dibebani perintah dan larangan sebagaimana yang dijelaskan oleh nash syar’i.
- Keempat: Kadar kekafiran orang-orang kafir bertingkat-tingkat sebagaimana neraka juga mempunyai tingkatan-tingkatan.
Di antara dalil yang menunjukkan bahwa orang kafir juga mendapat hisab adalah firman Allah:
وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَ
Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: “Di manakah sekutu-kutu-Ku yang dahulu kamu katakan?” [Al-Qashash : 62]
Ayat ini menunjukkan bahwa mereka dihisab dan ditanya. Allah berfirman:
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُوْلَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ # تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ # أَلَمْ تَكُنْ آيَاتِي تُتْلَى عَلَيْكُمْ فَكُنتُم بِهَا تُكَذِّبُونَ
Dan barangsiapa yang ringan timbangannya , maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?[Al-Mu’minun : 103-105]
Firman-Nya: (وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ) “Dan barangsiapa yang ringan timbangannya”, merupakan dalil bahwa orang-orang kafir juga akan dihisab. [Lihat Syarah An-Nawawy ‘ala Shahih Muslim pada hadits no 2808. Majmu’ Fatawa (4/305) Fathul Bary (9/145).]
Perkataan penulis:
dan dalilnya adalah firman Allah Ta’ala: “supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (syurga)” [An-Najm : 31]
Yakni Allah tidak akan menzhalimi siapa pun, Dia membalas setimpal dengan dosa yang telah mereka lakukan. Adapun orang-orang yang beramal baik, mereka akan mendapat balasan yang baik pula. Jika mereka beramal baik maka Allah akan membalasnya dengan balasan yang baik. Ayat ini menunjukkan adanya hari hisab. Dan banyak sekali ayat-ayat yang semakna dengannya. Seperti Firman Allah:
لِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَى
“Supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.” [Thaa-Haa : 15]
Di antara dalilnya adalah hadits dari Aisyah,
عن عائشة – رضي الله عنها – قالت : كان النبي يقول في بعض صلاته : “اللهم حاسبني حسابًا يسيرًا” فقالت عائشة – رضي الله عنها – : وما الحساب اليسير ؟ قال : “أن ينظر في كتابه فيتجاوز عنه”
Dari ‘Aisyah -radhiyallahu ‘anha-, ia berkata: “Rasulullah dalam beberapa shalat berdo’a dengan mengucapkan: “Yaa Allah hisablah aku dengan hisab yang mudah.” ‘Aisyah berkata: “Apa yang dimaksud dengan hisab yang mudah?” Rasulullah menjawab: “yakni orang tersebut melihat kitab catatan amalnya (yang penuh dengan catatan dosa -ed) kemudian Allah memaafkannya.” [Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad (6/48). Berkata Ibnu Katsir di dalam tafsirnya (8/379) hadits shahih sesuai dengan syarat Muslim.]
Sumber : Syarah 3 Landasan Utama karya Abdullah bin Shalih Al-Fauzan, At-Tibyan Solo.