Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. [An-Nisâ’/4:145]
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
Sesungguhnya Allâh akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam. [An-Nisa’/4:140]
Setiap orang yang beriman kepada Allâh Azza wa Jalla dan hari akhir, jika membaca dua ayat di atas sambil merenunginya, maka dia pasti akan merasa takut. Bagaimana tidak?! Ancaman itu datang dari Allâh Azza wa Jalla , Dzat yang tidak pernah dan tidak akan pernah mengingkari janji. Terlebih jika memperhatikan materi ancamannya yang sangat berat.
Rasa takut terhadap ancaman ini menggerakkan jiwa orang yang beriman untuk mencari tahu apa dan siapa orang munafik itu? Agar bisa mewaspadai dan tidak terjangkiti penyakit yang sangat berbahaya ini juga agar bisa berhati-hati dari orang-orang yang terjangkiti penyakit ini agar tidak terkena dampak buruknya.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan akan dampak buruk dari pertemanan dengan orang yang tidak beres. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ
(Keadaan) Agama seseorang itu tergantung kondisi agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang kalian melihat orang yang akan dijadikan teman dekatnya
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberi perumpamaan untuk memberikan gambaran nyata akan pengaruh teman. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpamakan bahwa menjalin pertemanan dengan orang tidak beres ibarat berteman dengan tukang pandai besi. Meski baju atau badan tidak tersambar api, minimalnya kita mendapatkan bau yang tidak sedap.
Dalam al-Qur’an, Allâh Azza wa Jalla telah menyingkap tabir dan rahasia orang munafik ini. Allâh Azza wa Jalla menjelaskannya kepada para hamba-Nya agar mereka berhati-hati dan mewaspadai mereka. Di awal surat al-Baqarah, Allâh Azza wa Jalla menyebutkan tiga golongan manusia yaitu kaum Mukminin, kaum kuffar dan kaum munafik. Allâh Azza wa Jalla menyebutkan tentang kaum Mukminin dalam empat ayat, tentang kaum kuffar dalam dua ayat dan tentang kaum munafik dalam tiga belas ayat. Ini karena banyaknya jumlah mereka dan meratanya bencana akibat prilaku mereka serta beratnya fitnah yang diakibatkan terhadap Islam dan kaum Muslimin. Karena mereka dianggap sebagai penganut Islam, sebagai penolongnya dan orang-orang yang loyal terhadap Islam, namun sejatinya mereka adalah musuh Islam.
Diantara ciri orang munafik yang disebutkan dalam al-Qur’an adalah dia menentang Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, riya’ dalam melakukan ibadah, malas melakukan ibadah shalat, senang terhadap perbuatan maksiat dan membenci perbuatan taat, suka mengolok-olok ayat-ayat Allâh Azza wa Jalla dan lain sebagainya.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyebutkan beberapa ciri kemunafikan, diantaranya sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقاً خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا، إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
Ada empat hal yang jika keempat-empatnya ada pada diri seseorang, maka ia menjadi seorang munafik sejati, dan jika terdapat padanya salah satu dari sifat tersebut, maka ia memiliki salah satu karakter kemunafikan sampai ia meninggalkannya: (1) jika dipercaya ia berkhianat, (2) jika berbicara ia berdusta, (3) jika berjanji ia memungkiri, dan (4) jika bertengkar ia melewati batas.
Sifat nifak ini, sesuatu yang buruk dan sangat berbahaya. Para Sahabat Radhiyallahu anhum sangat takut kalau-kalau dirinya terjerumus ke dalam nifak. Ibnu Abi Mulaikah rahimahullah berkata, “Aku bertemu dengan 30 Sahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , mereka semua takut kalau-kalau ada nifak dalam dirinya.”
Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, “Tidak ada yang merasa aman darinya kecuali orang munafik dan tidak ada merasa takut darinya kecuali seorang Mukmin.”
Semoga Allâh Azza wa Jalla melindungi kita dari penyakit yang membinasakan ini.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XIX/1437H/2016M.]