بعثه الله إلى الناس كافة وافترض الله طاعته على جميع الثقلين الجن والإنس، والدليل قوله تعالى : قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاًAllah mengutus Rasulullah kepada seluruh manusia. Dan wajib atas seluruh manusia dan jin untuk mentaati beliau. Dalilnya adalah firman Allah: Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua. (Al-A’raf : 158)وأكمل الله به الدين . والدليل قوله تعالى : الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناًAllah telah menyempurnakan agama ini dengan risalah beliau. Dalilnya adalah firman Allah: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu.” (QS. Al-Maaidah : 3)
Perkataan penulis:
Allah mengutus Rasulullah kepada seluruh umat manusia dan mewajibkan kepada manusia dan jin untuk mentaati beliau. dalilnya adalah Firman Allah : Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua” (Al-A’raf : 158)
Secara eksplisit ayat di atas menunjukkan bahwa Rasulullah diutus untuk seluruh umat manusia. Karena ucapan tersebut ditujukan kepada manusia yang merupakan kata yang mencakup seluruh orang Arab maupun ‘Ajam (non Arab). Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:
والذي نفس محمد بيده لا يسمع بي أحد من هذه الأمة يهودي ولا نصراني ثم يموت ولم يؤمن بالذي أرسلت به إلا كان من أصحاب النار
“Demi yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tiada seorangpun dari umat ini yang mendengar seruanku baik orang Yahudi maupun orang Nasrani kemudian mereka mati dalam keadaan tidak beriman kepada apa yang aku bawa melainkan ia pasti termasuk penghuni Neraka.” [Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim (no 240-153)]
Hadits ini juga merupakan dalil yang menunjukkan akan keumuman risalah Rasulullah dan wajib bagi semua manusia untuk beriman kepadanya.
Perkataan penulis:
Allah telah menyempurnakan risalah beliau. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.” (Al-Maaidah : 3)
Kesempurnaan agama diperoleh dengan turunnya kesempurnaan pertolongan dan paripurnanya syariat Islam lahir dan yang batin, ilmu dan amal. Alhamdulillah, agama ini tidak membutuhkan tambahan dan juga tidak ada yang kurang hingga dibutuhkan penyempurnaan.
وقد ورد عن عمر بن الخطاب – رضي الله عنه – أن رجلاً من اليهود قال : يا أمير المؤمنين، آية في كتابكم تقرأونها لو علينا معشر اليهود نزلت لاتخذنا ذلك اليوم عيدًا. قال : أي آية ؟ قال [الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً] قال عمر : قد عرفنا ذلك اليوم والمكان الذي نزلت فيه على النبي وهو قائم بعرفة يوم الجمعة
Dalam sebuah riwayat dari Umar Bin Khatab disebutkan bahwa seorang Yahudi berkata: “Wahai Amir Mukminin! Ada satu ayat dalam kitab suci kalian dan sering kalian baca, jika ayat tersebut turun kepada kami orang-orang Yahudi tentunya sudah kami jadikan hari tersebut sebagai hari Ied.” Umar bertanya: “Ayat yang mana?” Lelaki itu berkata: “Ayat yang berbunyi: Umar berkata: “Sungguh kami tahu hari dan tempat turunnya ayat tersebut kepada Nabi yaitu ketika beliau berdiri di Padang ‘Arafah pada Hari jum’at.” [Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhary (no 45) & Muslim (no 3017)]
Lelaki yang bertanya adalah Ka’ab Al-Akhbar sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ath-Thabraani. Dalam riwayat itu juga terdapat ucapan:
نزلت في يوم الجمعة ويوم عرفة وكلاهما بحمد الله لنا عيد
“(Ayat tersebut-ed) Turun pada hari Jumat di Hari ‘Arafah dan alhamdulillah kedua hari tersebut menjadi hari Ied bagi kami.” [Lihat Tafsir Ath-Thabari (9/526) ditahqiq oleh Ahmad Syakir.]
Firman Allah [الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي] yakni dengan agama ini dan dengan manhaj yang sempurna ini, maka telah sempurnalah nikmat Allah terhadap umat ini.
Firman Allah [وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً] ini merupakan dorongan dari Allah terhadap umat ini agar mendapatkan kelurusan agama ini dan mendorong untuk bersikap istiqamah.
Barang siapa yang tidak ridha Islam sebagai pedoman jalan hidupnya baik yang kecil maupun yang besar berarti ia telah menolak apa yang telah dipilihkan untuknya. Dan cukuplah ini sebagai celaan dan cercaan untuknya. Ini menunjukkkan bahwa Allah menjaga dan menolong hamba-Nya dengan memilihkan bagi mereka agama yang Dia ridhai dan Dia cintai.
Di antara dalil yang menunjukkan bahwa agama ini telah sempurna ialah hadits dari Al-‘Irbadh Bin Sariyah bahwa Nabi bersabda:
لقد تركتكم على مثل البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ بعدي عنها إلا هالك
“Aku meninggalkan kalian di atas jalan yang putih bersih, malamnya seperti siangnya, tiada seorang pun yang menyimpang darinya kecuali akan celaka.” [Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah (43), Ahmad (4/126), Al-Hakim (1/96), Al-Albanyberkata: “Sanad hadits shahih, semua perawinya tsiqat ma’ruuf kecuali Abdur Rahman Bin Amru. Ibnu Hibban menyebutkannya dalam kitab Ats-Tsiqaat. Dia (Abdurrahman bin Amru) meriwayatkan dari orang-orang tsiqaat (terpercaya). Riwayat ini telah dinyatakan shahih oleh At-Tirmidzy, Ibnu Hibban dan Al-Hakim dalam At-Tahdzib” Ash-Shahihah (937); lihat kitab As-Sunnah karya Ibnu Ashim (7/19)]
Sumber : Syarah 3 Landasan Utama karya Abdullah bin Shalih Al-Fauzan, At-Tibyan Solo.