Hal tersebut akan semakin jelas ketika nama “Asy Syakuur” berpaparan dalam satu ayat dengan nama-nama Allah yang lain.
Seperti nama Allah “Asy Syakuur” bergandengan dalam satu ayat dengan nama Allah “Al Ghafuur“. Sebagaimana dalam firman Allah,
إِنَّ اللهَ غَفُورٌ شَكُورٌ. الشورى: ٢٣
” Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”
Hal ini terdapat dalam tiga tempat dalam Alquran, yang lainnya dalam surat “Faathir” ayat 30 dan 34.Dan pada kali yang lain nama Allah “Asy Syakuur” bergandengan dalam satu ayat dengan nama Allah “Al Haliim“. Sebagaimana dalam firman Allah,
رِضُوا اللهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ . التغابن: 17
Para ulama menjelaskan penggandengan kedua nama tersebut memiliki hubungan makna dari kedua nama yang bergandengan tersebut. Dimana makna tersebut tidak diperoleh disaat nama tersebut disebutkan secara tersendiri.
Maka diantara penjabaran makna “Asy Syakuur” ketika berdampingan dengan nama Allah “Al Ghafuur“: bahwa diantara bentuk balasan amal shaleh adalah pengampunan terhadap dosa-dosa dan kesalahan pelakunya. Maka amal baik akan menghapus amalan jelek. Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya,
{إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ} [هود/114]
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.”
Juga firman Allah,
{يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ} [الفرقان/70]
“Allah mengganti kejahatan mereka dengan kebajikan.”
Firman Allah lagi,
{إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ} [النساء/31]
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil).”
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam juga bersabda,
عن أبي ذر رضي الله عنه قال : قال لي رسول الله صلى الله عليه و سلم: ((اتق الله حيثما كنت وأتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن)) رواه الترمذي وقال: “حديث حسن صحيح
Berkata Abu Dzar radhiallahu ‘anhu: telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, “Bertaqwalah kepada Allah dimanpun kamu berada dan ikutilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik niscaya ia akan menghapus (dosa) perbuatan jelek tersebut, serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmizi, ia berkata: “hadist ini hasan sahih).
Beberapa pelajara yang dapat kita ambil melalui nama Allah “Asy Syakuur”
Berikutnya kita sebutkan beberapa faidah atau pelajaran yang bisa kita ambil dari mengetahui dan memahami makna dari nama Allah “Asy Syakuur“. Sebetulnya inilah tujuan yang sesungguhnya bagi seorang muslim dalam mengetahui nama-nama Allah tersebut. Dimana hal tersebut memberikan bekas dan pengaruh kepada iman dan ibadah serta akhlak seorang muslim dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan memahami makna nama Allah “Asy Syakuur” akan menumbuhkan sifat-sifat yang mulia dalam diri seorang muslim, diantaranya:
1. Mewajibkan kita untuk menyerahkan segala bentuk ibadah semata-mata hanya kepada Allah. Jika kita mengharapkan balasan yang berlipat-lipat ganda dari Allah. Adapun selain Allah baik malaikat, para nabi dan wali merekapun mengharap pahala dari Allah. Jadi tidak sepantasnya kita memberikan sedikitpun ibadah kita kepada mereka. Mereka tidak memiliki kemampuan sedikitpun memberikan pahala kepada sesama makhluk. Ibadah dan perbuatan baik yang akan diberi pahala oleh Allah hanyalah ibadah yang semamta-mata ditujukan kepada Allah saja. Serta ibadah yang tidak dicampuri oleh sedikitpun oleh noda-noda kesyirikan. Sebagaimana firman Allah,
{وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [الزمر/65]
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”
Sebagaimana kata Allah dalam hadist qudsi,
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال: ((قال الله تبارك وتعالى أنا أغنى الشركاء عن الشرك من عمل عملا أشرك فيه معي غيري تركته وشركه)) رواه مسلم
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Allah bersabda, ‘Aku sedikitpun tidak butuh kepada sekutu. Barangsiapa yang beramal mempersekutukan aku dalamnya dengan selainku. Aku meninggalkan dia dan kesyirikannya.’” (HR. Muslim).
2. Memotifasi kita untuk bersemangat dalam berbuat baik, sekalipun kebaikan tersebut volumenya kecil dalam pandangan manusia. Karena Allah akan menrima amal baik walau sebesar biji zarrah sekalipun. Jika amal sedikit tetap mendapat pahala, tentu amalan yang besar akan semakin besar pula pahalanya. Balasan amal baik amat beragam bentuknya di berikan Allah sebagimana yang telah simak dalam penjesan makna nama Allah “Asy Syakuur“. Banyak sekali amalan yang ringan tetapi memiliki nilai yang berat di sis Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam,
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه و سلم قال: ((كلمتان خفيفتان على اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلى الرحمن سبحان الله العظيم سبحان الله وبحمده)) متفق عليه
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Dua kalimat amat ringan diucapkan, amat berat dalam timbangan, amat dicintai oleh Allah, yaitu; Subhaanallahi Al ‘Athiim, Subhaanallahi Wabihamdih.” (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Menumbuhkan rasa bersyukur yang tinggi dalam diri kita kepada Allah atas segala limpahan rahmat-nya yang tidak terhingga. Syukur seorang hamba terdiri di atas tiga hal, ia belum bersyukur secara sempurna kecuali dengan ketiga hal tersebut; Pertama: pengakuan bahwa seluruh nikmat datang dari Allah semata. Kedua: memuji Allah atas segala nikmat yang diberikan Allah. Ketiga: Memobilisasi nikmat tersebut untuk mencari keredhaan Allah. Allah akan menambah nikmat-nikmat yang lain serta menjaga nikmat yang telah diberikan kepada kita bila senantiasa bersyukur kepada Allah. Sebaliknya Allah akan mencabut berbagai nikmat yang kita miliki jika kita kufur terhadap nikmat-nikmat Allah. Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya,
{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ{7}
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memberitahukan: Jika kamu besyukur, sungguh Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan tetapi jika kamu mengkufuri (nikmat tersebut) sesungguhnya azabKu amat pedih.” (Q.S. Ibrahim: 7).
Dan firman-Nya lagi,
{مَّا يَفْعَلُ اللّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَآمَنتُمْ }
“Allah tidak akan mengazabmu jika kamu bersyukur dan beriman.” (QS. An Nisaa’: 147).
4. Menimbulkan sifat hormat dan taat pada orang tua, karena hal tersebut termasuk dalam bentuk syukur kepada Allah. Sebagaimana Allah perintahkan dalam firman-Nya,
{أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ} [لقمان/14]
“Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu.”
Dalam beberapa ayat Alquran perintah berbuat baik kepada kedua orang tua selalu dinyatakan setelah hak Allah. Ini menunjukkan betapa besarnya hak orang tua di atas anak-anak mereka. Orang yang tidak berterimakasih kepada kedua orang tuanya seakan-akan ia belum bersyukur kepada Allah. Betapa besarnya jasa orang tua kita jika kita merenungkan sejenak tentang pengorbanan dan kesusahan mereka dalam mendidik kita.
Jalan yang terbaik dalam membalas jasa mereka adalah menjadi anak yang shaleh, dan senantiasa mendoakan mereka.
5. Menubuhkan sikap suka berterimakasih dan membalas budi dalam diri kita kepada orang yang memberikan kebaikan kepada kita, sekalipun berupa doa. Hal tersebut termasuk dalam bentuk syukur kepada Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam,
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه و سلم قال ” لا يشكر الله من لا يشكر الناس “. رواه أبو داود والترمذي. وقال الترمذي: هذا حديث حسن صحيح. وقال الشيخ الألباني : صحيح
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterimakasih kepada manusia“. (HR. Abu Daud dan Tirmizi, berkata Tirmizi, “hadist ini hasan shahih“. Juga dishahihkan Syeikh Al-Bani).
عن ابن عمر رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال: “من صنع إليكم معروفا فكافئوه فإن لم تجدوا ما تكافئوا به فادعوا له حتى تروا أنكم قد كافأتموه ” . رواه أبو داود والنسائي. وقال الشيخ الألباني : صحيح
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang berbuat baik kepadamu, maka hendaklah kamu mebalasnya! Jika kamu tidak mendapati sesuatu untuk membalasnya, maka doakanlah dia. Sampai kamu melihat bahwa kamu sudah membalasnya”. (HR. Abu Daud dan Nasai, disahihkan oleh Syeikh Al-Bani).
Demikianlah bahasan kita kali ini, semoga Allah menjadikan kita orang-orang bersyukur, berbuat baik pada kedua orang tua dan biasa berterimakasih dan balas budi kepada orang yang berbuat baik kepada kita. Wallahu A’lam.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت وأستغفرك وأتوب إليك
Penulis: Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra,M.A.